Apa yang mau gue
tuliskan adalah pengalaman gue beberapa hari yang lalu bersama seorang teman
analis dan seorang senior consultant. Waktu itu adalah hari jumat, hari kejepit
yang benar benar kejepit bagi gue dan karyawan e****** lainnya karena
perusahaan kami tetap masuk disaat kebanyakan kantor lain memilih cuti bersama.
Hal baik yang pertama dirasakan tentunya adalah kondisi jalanan yang sangat
lancar, sehingga gue dan yang lain bisa tiba di kantor dengan sangat cepat,
namun hal tidak baiknya adalah, hampir semua warung makan di sekitar kantor
kami yang ternyata ikut ambil cuti bersama alias tutup. Berbekal rasa lapar dan sedikit harapan yang
tersisa, aku, xxx dan mbak yyy pun keluar kantor menuju daerah tere yang
lumayan banyak dihuni oleh para pedagang makanan(tere adalah sebutan kami untuk jalanan di sekitar sekolah
theresia), sekolah pastinya gak ikutan cuti bersama kan? *sewot*
Dan Allah pun
ternyata tidak membiarkan kami, para pegawai pegawai teladan ini kelaparan
*narsis*, ada beberapa penjual makanan yang tetep jualan di sekitar tere walau
tidak sebanyak biasanya. Pilihan aku dan xxx pun jatuh kepada ketoprak,
sedangkan mbak yyy memilih jajan tahu gejrot. Siang itu matahari tidak sengit
dalam menebarkan cahayanya namun keadaan juga tidak berangin, yaa agak mendung
mendung kering gitu deh.
Ditengah tengah asyiknya melihat abang
ketoprak meracik si kuah kacang, mbak yyy menyeletuk “Ihh panas banget ya..” wajahnya meringis, gambaran dari apa yang
ia rasakan.
Celetukan mbak yyy
pun disahuti oleh xxx “iya mbak yyy,
panas banget..”
“ini sampe ngocor deh keringetnya..” mbak yyy masih kembali berkomentar.
Gue hanya diam
mendengar celetukan celetukan xxx dan mbak yyy. Mau ikut solider dengan
mengatakan kalo gue juga kepanasan, bohong donk, soalnya emang gue ga ngerasa
kepansan. Dan untuk membenarkan apa yang ada di pikiran gue, gue pun
melayangkan pandangan ke sekitar, dan gue emg melihat beberapa ibu ibu juga
lagi kipas kipas dan mereka emang keringetan.
Dalam hati gue membatin “Aneh ya, orang orang yang ngeluh kepanasan
itu kan ga pake jilbab dan baju mereka lebih terbuka dari gue yang notabene
berjilbab” yah itu hanyalah omongan pikiran yang tidak berani gue
keluarkan. Ada rasa ga enak dan takut
menyinggung perasaan xxx dan mbak yyy. Saat itu gue juga masi berpikiran kalo
itu rezeki gue kali ya kalo gue ga kepanasan.
Namun saat dirumah
lah, kejadian jumat itu kembali teringat dan membuat gue kembali berpikir dan
tersadar. Gue tersadar kalo kejadian jumat itu terjadi untuk nunjukkin ke gue
kalo jilbab yang gue kenakan adalah SESUATU YANG SANGAT BESAR. Ya, Jilbab lah
maksud dari judul tulisan gue ini. Jilbab lah pelindung gue di dunia dan
akhirat kelak (insyaAllah, aaamiin). Karena jilbab lah gue ga ngerasa kepanasan
di saat orang lain kepanasan jumat kemaren itu. Subhanallah sekali ya. Bener
bener menambah keyakinan. Allah bener bener baik, padahal jilbab gue juga belom
sempurna. insyaAllah kejadian dan kuasa Allah ini akan membuat gue terus
bersama si jilbab dan akan terus untuk menyempurnakannya, aaamiin.
Ayo, para wanita
muslim, pakailah jilbab mu. Segera miliki pelindung personal mu di dunia dan di
akhirat kelak. Ga usah takut panas (semoga pengalaman gue cukup meyakinkan
kalian). Dan ga usah menunggu hati kalian putih sempurna, hey, kesempurnaan itu
hanya milik nabi dan Allah, mau ampe kapan nunggu? Kita hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari dosa. Menunggu hanya akan membuang waktu dan kesempatan
kalian mencapai surgaNya.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan tidak menyinggung siapa pun :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar