Jumat, 15 November 2013

Mahogany Hills, “Bersamamu, cinta menjadi sangat sederhana”

Udah cukup lama gw tau dari lini massa twitter kalo novel ini oke punya, dan terima kasih kepada Hanun yang menghadiahkan novel ini, sehingga gw punya kesempatan untuk menuliskan opini pribadi.
Kebiasaan gw banget adalah mengawali membaca novel pada halaman terakhirnya, alias ngintip si ending :p )
Tapi di Mahogany Hills ini gw Cuma membolak balik cover, baca sinopsis di cover belakang dan membaca komen para juri tentang mengapa Mahogany Hills memenangkan hati mereka semua, oh iya for your information, Mahogany Hills ini adalah juara 1 Novel Amore di tahun 2012. Dan komen para juri membuat gw untuk gak pengen spoiler dan langsung membaca novelnya dari awal (baca sendiri ya untuk komen keren dari para jurinya :p )

Okey, let me say..

Pada awal bab, Tia Widiana sang penulis mengenalkan kedua tokoh utamanya dengan sangat kuat. Jagad yang dingin dan Paras yang berkepribadian pemikir serta pantang menyerah. Mengenai gaya menulis, gaya menulis Tia Widiana mengalir dan mulus, walau belum sepenuhnya membuat gw jatuh cinta pada bacaan pertama, entah karena sudah disuguhi konflik di awal cerita atau yahh.. memang belum bisa menarik hati gw aja :p Tapi novel ini tetap mempunyai daya tarik untuk membuat gw terus membuka halaman demi halaman nya. Ada sesuatu pada sinopsis cover belakang yang mengisyaratkan ada “bumbu cerita” yang tidak biasa untuk sebuah novel dengan tema yang cukup umum , yaitu pernikahan yang tidak sempurna.

Gw mendapat diri gw larut dalam cerita saat berada di bab 4 – bab 8. Dibikin salut dan penasaran sama kepribadian Paras yang tenang dan tidak mudah menyerah mengahadapi konflik konflik hidupnya bersama Jagad. Di empat bab ini pun kita dibikin mengelus dada dengan sikap jahatnya Jagad kepada Paras namun sekaligus geli dan gregetan dengan usaha Jagad melawan segala ketertarikan dirinya kepada Paras. Menurut gw, Tia Widiana berhasil mencipta tokoh Paras yang hanyalah wanita biasa pada umumnya, tapi memilih berani dengan situasi yang muncul dihadapannya. Sampai di bab 8, gw merasa karakter Paras lebih kuat dibanding Jagad. Menginspirasi gw sebagai wanita! Mudah mudahan penilaian gw tidak subjektif karena berhadapan dengan karakter Jagad yang dingin :p

Pertengahan akhir menuju akhir (halah!) , giliran karakter jagad yang mendominasi cerita. Dengan berbagai konflik yang ada, kita akan dibawa ikut turun naik seperti emosi yang dirasakan Paras dan Jagad. Dan lagi lagi, Tia Widiana sukses memetamorfosiskan tokohnya, Jagad dengan mulus. Pastikan tidak melewati sensasi mellow dan senyam senyum sendiri saat Jagad akhirnya “menyerah” dengan perasaan nya :D Gw juga suka timing selipan flashback masa masa sekolah Jaga dan Paras yang pas di novel ini.

Dengan pengemasan ending yang cukup baik , walau epilog pada halaman terakhir menurut gw kurang greget (karena gw piikir, gw akan lebih neyukai epilognya jika ada percakapan antara Jagad dan Paras) , gw rekomendasikan novel ini untuk kalian miliki dan nikmati :)

Keep Reading!
:)